Tuesday, September 25, 2018

Tumbuh Kembang Anak Optimal Bersama Familia Urban

Posted by Kania Safitri at 8:26 PM
Hello Mom...

Seneng deh kalau datang kecara yang bahas seputar parenting karena selain bisa menambah ilmu tentunya aku juga jadi berusaha menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga tercinta.  Jadi Mom... Weekend kemarin tepatnya Sabtu, 22 September 2018 aku main ke Indonesia Properti Expo di JCC. Pas banget disana ada booth Timah Properti  di hall B JCC Senayan yang menyelenggarakan acara Parenting Talkshow dengan tema "Pengaruh Tempat Tinggal, Terhadap Tumbuh kembang  Anak"
Acara ini dibuka oleh MC yang sudah sering aku temui yaitu Yosh Aditya juga dihadiri guest speaker oleh Reynitta Poerwito, Bach. Of Psych., M. Psi Psikolog Klinis dari Eka Hospital, BSD kemudain ada Mbak Zata Ligouw Editor in-Chief Lolamagz.id Teguh Suhanta Manager Realty Familia Urban.
Kata siapa stress itu hanya dialami oleh orang dewasa? nyatanya Anak-anak juga rentan stres. Masalah-masalah kecil dapat membuatnya tertekan dan bisa mengganggu konsentrasinya. Oleh karena itu, orangtua perlu memberi perhatian ekstra akan kesehatan mental mereka. Ada banyak cara untuk menekan tingkat stres anak, salah satunya adalah tinggal di lingkungan yang baik.

Menurut studi terbaru yang dimuat dalam the journal Psychosomatic Medicine. Lingkungan yang baik ini meliputi tempat tinggal dengan akses ruang hijau seperti taman, udara bersih, dan bahan makanan yang berkualitas. Dalam penelitian terhadap 113 anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang tinggal di lingkungan buruk menunjukan tingkat kortisol rata-rata - penanda biologis dari respon stress tubuh - mencapai 75 persen. Namun, ketika periset meneliti 32 anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan tinggal di lingkungan lebih baik, hormon kortisol turun hingga 45 persen.

Menurut Danielle Roubinov, peneliti temuan ini menunjukan lingkungan tempat anak tumbuh adalah salah satu faktor yang memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan mereka. "Kortisol adalah ukuran dorongan stres biologis, dan peningkatan kadarnya pada anak-anak berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental," tambahnya. Kadar kortisol yang tinggi berhubungan dengan beberapa penurunan fungsi kesehatan. Misalnya, peningkatan gula darah dan tekanan darah, nyeri punggung, penipisan tulang, obesitas, insomnia, kecemasan serta kelelahan.

Mbak Reynitta menjelaskan tenang Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal terhadap Tumbuh Kembang Anak, Jadi Lingkungan yang buruk memang dapat memengaruhi besar kecilnya tekanan/stress yang dirasakan anak. Karena anak-anak banyak  belajar dari lingkungan sekitarnya dan perkembangan mental anak sangat dipengaruhi oleh mendukung atau tidaknya lingkungan tempat anak tersebut tinggal.
3 Faktor Penunjang Kecerdasan Anak Dari Orangtua :
1. Observasi : Mengamati kegiatan dan memperkenalkan aktivitas yang dapat mengindentifikasi kecerdasan.
2. Stimulasi : Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang disukainya
3. Evaluasi : Mengevaluasi potensi dan kemampuan anak dari pencapaian yang diraihnya serta hambatan-hambatan yang ditemuinya selama proses pembelajaran.

Mbak reynita mengatakan seorang anak yang rentan atau tidaknya dia terhadap stress, juga bergantung pada pola asuh yang diberikan orang tua. Faktor-faktornya antara lain; pola asuh yang tidak cocok dengan karakter anak, kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung kebutuhan fisik secara mentalnya, dan masalah yang tidak teratasi dengan baik. Lalu seperti apa tanda-tanda seorang anak  mengalami stress? “Tidak percaya diri, mudah cemas, daya tangkapnya kurang, serta tidak seimbangnya penerimaan stimulus dan reaksi.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Level Stress Pada Anak :
1. Jumlah waktu bermain diluar mempengaruhi tinggi/rendahnya stress level pada anak (cortisol level research by International Journal of Enviromental Research and Public Health)
2. Pada anak yangs ehat : Level cortisol (hormon stress) meningkat di pagi hari, kemudian di pagi hari, kemudian menurun secara bertahap pada siang dan malam hari.

Mbak Zata juga sharing tentang pengalaman pribadinya dengan menjelaskan lingkungan buruk  membuat anak merasa tidak nyaman. “Kala kecil saya bersama keluarga  pernah tinggal di lingkungan yang sangat berisik dan banyak polusi. Kebetulan karena di sebelah temapt tinggal kami adalah bengkel. Belum lagi karyawan bengkel yang semuanya laki-laki sering bolak-balik di depan rumah membuat saya tidak nyaman. Secara fisik mungkin belum kelihatan efeknya pada saya saat itu, namun secara psikis saya sangat tidak nyaman. Untunglah tidak sampai seminggu orangtua saya memutuskan untuk mencara tempat tinggal lain dengan lingkungan yang lebih baik di mana di sekelilingnya ada kebun Nangka sehingga bisa puas bermain dengan teman-teman di sana.’
Bermain gembira di luar ruang pada anak-anak saat ini tampaknya sudah mulai banyak dilupakan. Dampaknya, anak-anak lebih dekat ke permainan gawai yang membuat mereka menjadi kurang bergerak secara fisik maupun kurang bersosialisasi. Padahal, beberapa studi merekomendasikan pentingnya aktivitas bermain fisik di alam terbuka bagi anak, antara lain; The American Academy of Pediatrics menyebut permainan jasmani di lingkungan terbuka bermanfaat bagi kesehatan mental dan perkembangan psikososial anak. Universityof Illinois melaporkan, kegiatan outdoor selama 30 menit, dapat membantu anak dengan gangguan perhatian dan hiperaktivitas menjadi lebih berkonsentrasi di sekolah serta lebih tenang di rumah.

Mengapa perlu membiarkan anak bermain di luar ruangan?
1. Frontiers in psych : Meningkatkan motivasi dalam belajar
2. Membangun rasa percaya diri terutama dalam bersosialisasi
3. Melatih sensor motorik
4. Belajar secara aktif
5. Menyehatkan fisik dan membentik pola pikir yang kreatif.

Tahu gak siy Mom?... Anak juga memiliki kebutuhan yang datangnya dari lingkungan tempat tinggal. Apakah lingkungan tersebut sudah memenuhi kebutuhannya dalam belajar dan mengeksplorasi, atau justru membatasi ruang geraknya selama masa pertumbuhan. Kita sebagai orang tua juga harus memikirkan bagaimana anak-anak kita akan belajar terutama dalam pengenalan ke dunia luar. Sehingga, hunian yang menawarkan anak ruang gerak yang luas dan banyak hal yang dapat dieksplorasi, akan sangat membantu anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Tugas utama orang tua/pengasuh/pendidik adalah untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunang perkembangan anak dan berusaha untuk mengawasi serta menghindari pengaruh lingkungan negatif yang dapat merusak atau menghambat perkembangan potensi anak.

Orang tua butuh lingkungan yang dapat dipercaya agar dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplor lingkungan sekitarnya. 

Orang tua perlu tahu
1. Anak-anak belajar dari semua kegiatan yang mereka lakukan
2. Mereka melakukan sesuatu karena mereka mau/ingin
3. Secara alami mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar
4. Tidak membatasi mereka dalam belajar (di dalam ruangan kelas)

Memilih hunian jenis rumah tapak menjadi pertimbangan mbak Zata karena begitu banyak kegiatan sehat bersama si kecil yang bisa dilakukan di landed house, seperti menjemur, jalan pagi dan lain-lain. Untuk saya pribadi, ‘menapak di tanah’ itu bikin saya merasa lebih hidup dan lebih aktif. Dari pengalaman punya tiga orang anak, yang sejak kecil sudah dibiasakan beraktivitas fisik di ruang terbuka (halaman dan taman), otomatis kemampuan motorik kasarnya juga akan berkembang lebih cepat, tandas Zata.

Melihat adanya kebutuhan untuk memiliki rumah dengan halaman yang cukup, Familia Urban sebagai sebuah kawasan hunian di belahan timur Jakarta berusaha menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Debgab lokasi yang tidak jauh dari gerbang tol Bekasi Timur, kawasan seluas 176 hektar ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berteduh, tai lebih dari itu, tinggal di Familia Urban akan mendapatkan sebuah rumah yang sesungguhnya, di mana penghuni dapat menyatu dengan alam, dengan fasilitas ruang terbuka hijau, jalur pedestrian yang aman, serta tempat tinggal yang berhalaman untuk anak beraktivitas fisik serta bersosialisasi antar penghuni.

Kemudian pak Teguh Suhanta juga menjelaskan tentang Familia Urban memiliki konsep “Green Spaces” dan Walkable Neighnourhood”. Green Spaces merupakan area hijau yang memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai penghijauan kawasan agar Familia Urban memiliki kualitas udara yang baik. Konsep Walkable Neighbourhood diwakili dengan banyaknya pedestrian dan brangang, konsep ini membuat penghuni Familia Urban dapat melakukan banyak aktivitas dengan berjalan kaki sehingga dapat bersosialisasi dengan penghuni lainnya yang didukung dengan area yang teduh.
Familia Urban dikembangkan dengan pendekatan kenyamanan bagi penghuninya, di mana hanya 28 persen lahannya untuk kawasan redidensial. Selebihnya untuk CDB 11 persen, Ruko 5 persen, Fasum Fasos 3 persen, Greenery 11 persen, Pond 9 persen, Main Boulevard 11 persen dan kawasan 22 persen. Kawasan landed house (rumah tapak) ini dikembangkan oleh Pt. Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak Perusahaan dari PT Timah (Persero) Tbl. Dengan memanfaatkan lahan milik PT Timah (persero) Tbk, menjadikan kawasan ini memiliki status tanah yang sangat clear.
Harga rumah di kawasan ini dirilis mulai dari Rp. 460 jutaan dan dapat diakses melalui empat akses tol yaitu Jati asih, bekasi Barat, Bekasi Timur dan Tambun. Selain mengembangkan Familia Urban, Timah Properti juga mengembangkan kawasan hunian lain, yaitu Payon Ponca di Pondok Cabe – Cirendeu, Payon Kaladia – Kelapa Dua Depok dan kawasan Industri Berikat Yogyakarta (Rencana)” Pungkas Teguh.
Pada 22-30 September 2018 Timah Properti mengikuti pameran properti terbesar di Indonesia, yaitu Indonesia Properti Expo 2018. Bertempat di : Hall B, No. 39-40, Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta.
Menciptakan Lingkungan Minim Stress untuk anak :
Selain memiliki hunian yang menunjang anak untuk belajar dan bermain diluar, orang tua juga perlu untuk menciptakan lingkungan di dalam rumah yang minim stress:
- Berikan waktu tidur yang cukup pada anak
- Menjadi role model yang baik
- Biasakan untuk mengkomunikasikan perasaan
- Mendukung kebutuhan mentalnya, seimbnagkan dengan ekspektasi
- Luangkan waktu untuk berolahraga bersama
- Berikan perhatian yang tidak berbagi

Gimana Mom sudah menciptakan lingkungan stress untuk anak belum?  atau ada cara lain yang Mom lakukan untuk si Kecil tidak mudah stress? kalau boleh tau share dong dikolom komentar siapa tau bisa jadi refrensi aku nanti yang bisa aku terapkan juga. Ok, sekian dari aku semoga bermanfaat  dan sampai jumpa di blogpost berikutnya. Jangan lupa follow my Blog, IGFBTwitter dan Youtube.

Thank you and have a nice day :)  

0 comments:

Post a Comment

 

Beauty Diary Kania Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting